kemarin hari Senin pagi tanggal 28 November 2022, Saya
mendapatkan kejutan dari beberapa peserta didik yang mendadak berjubel
menyeruak masuk ke dalam kantor guru dengan menyerahkan sebuah bingkisan Kado
dan sebuah Medali bertuliskan “Best
TEACHER Ever” kepada saya. Sejenak setelah itu saya tidak tahu lagi harus
berkata apa. Namun pada akhirnya saya hanya bisa berucap “Terimakasih” atas
Kado dan Medalinya. Mereka bilang kedua barang tersebut adalah untuk saya dalam
rangka memperingati Hari Guru Nasional (HGN) yang jatuh pada tanggal 25
November 2022 kemarin.
Sebenarnya bukan tanpa alasan saya mendadak sejenak tidak
tahu harus berkata apa. Namun kenyataannya adalah bagaimana mungkin seorang
Guru biasa tanpa skill multitalent
seperti saya ini bisa mendapatkan Medali bertuliskan “Best TEACHER Ever” dari para Peserta Didik? Mbok Yo Apa tidak
sebaiknya kata “Best” itu dihilangkan
saja? Saya tidak habis fikir akan cara jalan penilaian dari para Peserta Didik
tersebut. Sebagai Honorer yang sudah mengabdi selama sembilan tahun lebih tujuh
bulan di Sekolah Negeri, saya diberi jatah oleh pihak Sekolah untuk berangkat
tidak sampai enam hari dalam satu minggu dengan menempuh perjalanan waktu
antara 45 sampai 60 menit untuk sampai ke Sekolah mereka, saya bukan salah satu
pembina pramuka, saya juga bukan individu yang (cekatan, luwes, lihai
berorganisasi, pandai berargumentasi dan doyan Outdoor Activities), saya juga sadar diri bukanlah seorang guru multitalent, bahkan public speaking skill yang saya miliki saat ini masih jauh di bawah
kata standard.
Alhasil setelahnya, Sempat juga muncul beberapa fikiran
kurang positif karena saya merasa belum pantas menerimanya. Namun, untung saja
fikiran-fikiran tersebut segera saya tepis sehingga tidak menjadi-jadi dan
berekskalasi menjadi bermacam tafsir
negatif. Yang pasti saya sangat berterimakasih sekali kepada Peserta Didik
berinisial “D” beserta teman-temannya yang telah memberikan Kado tersebut dan
kepada Peserta Didik (Saya lupa siapa) yang telah memberikan Medali tersebut.
Saya menganggap Kado dan Medali tersebut pastilah bisa jadi mewakili suara hati
semua atau sebagian Peserta Didik yang ada di Sekolah tempat saya bekerja (saat
ini), dan kedua benda tersebut tentu akan saya anggap lebih berharga ketimbang
sebutir Emas. Jikapun barangkali suatu saat nanti ada seorang Kepala Daerah
atau seorang Menteri Pendidikan memberikan saya beraneka Medali Emas, tetap
akan saya pajang dan letakkan Medali bertuliskan “Best TEACHER Ever” tersebut pada tempat yang paling tinggi di dalam
lemari kaca antik saya kelak (InsyaAllah). Hal ini juga adalah sebagai bukti
anggapan bahwa “Meskipun kumal, tempat topi adalah di atas kepala sedangkan
tempat sepatu tetaplah di bawah kaki meskipun mahal harganya” adalah benar
adanya.
Sekali lagi saya menyampaikan rasa terimakasih kepada Peserta
Didik yang telah masuk ke dalam kantor Guru kemarin mewakili suara
teman-temannya yang lain seraya memberikan Kado dan Medali tersebut kepada
saya. Semoga isi dari Kado mereka mampu meringankan langkah saya di dalam
meniti dan menjalani kehidupan yang terkadang memang tidak harus cantik.
Saya juga berterimakasih untuk Catatan Kecil serupa Do’a di
dalam Kado tersebut yang ternyata bisa datang lebih cepat ketimbang Do’a dari
para Bandit-bandit berdasi yang duduk asik di kursi empuk Negeri ini. Saya
berharap para Peserta Didik bisa tetap semangat belajar, dan berupaya
menumbuhkan sembilan nilai integritas (jujur, mandiri, bertanggung jawab,
berani, sederhana, peduli, disiplin, adil, dan kerja keras) agar terselamatkan
dari akibat perilaku koruptif di masa mendatang. Demikian, Semoga juga kelak
mereka bisa meraih sukses tanpa harus menjatuhkan pihak lain dan juga berguna
bagi sesama.
Pemalang, 29 November 2022
Zenihuddin, S. Pd