KomikStrip "Info PPPK" |
Menurut
saya efek penggunaan media (aksara) jauh lebih besar dalam rangka untuk
penyampaian sebuah Ide ketimbang media visual (gambar). Tidak heran apabila
penjualan berbagai informasi oleh penerbit buku, Koran, dan majalah kian laris
bak kacang goreng setiap harinya. Bahkan keberadaan tulisan sudah lebih dulu
dimanfaatkan oleh google supaya algoritma mesin pencariannya bisa berjalan maksimal
sampai saat ini. Namun demikian bukan tidak mungkin di masa depan efek
penggunaan gambar bisa jadi sampai sejajar dengan efek penggunaan tulisan dalam
bidang teknologi khususnya untuk kebutuhan berselancar mencari informasi di dunia
maya (internet), terlebih dengan Kemunculan AI (Artificial Intellegence) di
dalam bidang teknologi tentu akan mempercepat proses transformasi efektifitas kegunaan
media visual. Barangkali salah satunya adalah cukup dengan masukkan sebuah keyword
maka akan tercipta (regenerated) sebuah gambar-gambar yang dibutuhkan yang
merupakan hasil dari perpaduan kombinasi berbagai gambar oleh AI pada perangkat
Laptop Komputer atau Smartphone terkini.
Bagi
saya pribadi kegunaan gambar saat ini memang hanya sekedar untuk mendukung
rangkaian kata dalam penyampaian sebuah ide. Contohnya saja saya saat ini sebagai
seorang guru honorer atau non ASN (PPPK / PNS), ketika mengajar di dalam kelas bahasa Inggris terkadang
menggunakan media pembelajaran gambar visual namun hal tersebut hanya untuk
sekedar pendukung atau penghias materi yang saya sampaikan kepada peserta didik
supaya konsep materi esensial jauh lebih mudah ditangkap oleh peserta didik. Selebihnya
peserta didik diharapkan mampu untuk mempelajari materi yang lebih detail serta
kompleks melalui kegiatan dan praktek mandiri di luar jam pelajaran. Dugaan
saya, fenomena kegiatan dengan menggunakan gambar di dalam kelas seperti yang
saya terapkan di kelas bahasa Inggris tersebut juga kerapkali dijumpai di
tempat lain, Sekolah atau tempat pendidikan lain, pada sebagian besar mata
pelajaran, oleh guru yang berbeda. Sekalipun mata pelajarannya adalah matematika
yang penuh gambar angka atau malah sekalipun mata pelajarannya seni menggambar
itu sendiri namun boleh jadi gurunya dalam menyampaikan materi tentu lebih
banyak dalam bentuk tulisan atau lisan dari pada gambar-gambar.
Fakta
lain yang saya temukan terkait tulisan dan gambar adalah penggabungan keduanya seringkali
lebih sulit untuk diwujudkan. Hal ini berdasarkan pengalaman saya sendiri
ketika mencoba mengkomunikasikan ide dalam bentuk penggabungan keduanya.
Misalnya saja ketika saya mencoba membuat sebuah komik strip dengan panel yang
terbatas, sangat terasa sekali tingkat kesulitannya. Menggabungkan sastra (tulis)
dengan seni (gambar) hingga berwujud komik positif memang tidak semudah
membalikkan telapak tangan. Terlebih lagi bagi mereka yang tergolong selektif
dengan tema – tema tertentu di dalam mewujudkan sebuah ide.
Terakhir,
bagaimanapun juga sejelek-jeleknya bentuk sebuah pencapaian dalam hal positif,
sejatinya memang perlu untuk dihargai. Bukan malah sebaliknya, pencapaian tersebut
hanya menjadi bahan olokan serta dipandang sebelah mata hingga akhirnya
meranggas oleh cibiran, ketidakpedulian.
Sebenarnya
tidak ada salahnya apabila seseorang hanya menggunakan tulisan atau gambar saja
untuk menyampaikan Ide karena keduanya ibarat lirik lagu dan music, keduanya
saling melengkapi sebagai sarana untuk menyampaikan sebuah pesan/Ide secara
elegan dan artistik.
Gimana? Pasti bingung ya bacanya?