Halaman

Minggu, 04 September 2022

Apa hubungannya Seleksi PPPK Guru dengan Kenaikan BBM?

Di bulan September ini, dunia pendidikan di Indonesia bisa jadi bakalan ramai dihiasi oleh berbagai berita tentang seleksi PPPK Guru khususnya berkaitan dengan penempatan bagi Guru-Guru honorer yang sudah lulus melampaui NAB (Nilai Ambang Batas) pada tes seleksi PPPK tahun 2021 tahap 1 dan 2 namun tidak dapat formasi.

Lebih lanjut, pada seleksi tahun 2022 ini tidak ada istilah tes bagi mereka yang sudah lulus mendapatkan nilai di atas ambang batas (Passing Grade/PG) yang sudah ditetapkan pemerintah pada tes seleksi PPPK tahun 2021. Mereka masuk ke dalam PRIORITAS 1 dalam seleksi PPPK tahun 2022 ini. Konon mereka akan melalui mekanisme penempatan langsung. Selain PRIORITAS 1, ada juga PRIORITAS 2, yang diperuntukkan bagi mereka yang belum mencapai NAB pada tes seleksi tahun 2021 namun sudah terdaftar dalam DAPODIK lebih dari 3 tahun serta Guru-Guru THK-II. Sedangkan PRIORITAS terakhir akan diperuntukkan bagi pelamar umum yaitu Guru-Guru honorer di Sekolah Negeri yang belum sampai 3 tahun terdaftar dalam DAPODIK, Lulusan PPG, dan Guru-Guru honorer di Sekolah Swasta.






Gambar di atas adalah bagian dari Slide resmi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi tentang MEKANISME SELEKSI GURU ASN PPPK TAHUN 2022 saat pemaparan oleh Dirjen GTK Iwan Syahril, Ph. D. Pada bulan Juni 2022. Saya sendiri adalah guru honorer mapel bahasa Inggris SMP yang telah mencapai NAB pada tes PPPK 2021 tahap 2 namun tidak mendapatkan formasi dengan rincian nilai sebagai berikut : nilai wawancara = 34 (PG=24), nilai Manajerial + Sosio Kultural = 83 + 99 = 188    (PG=130), Nilai Teknis tanpa afirmasi = 250 (PG=220), total nilai 466, dengan keterangan P3.

Di hari – hari ini, pastilah banyak Guru-Guru Honorer yang telah mencapai NAB seperti saya namun tidak mendapat formasi. Tercatat ada 193.954 Guru yang sudah mendapat nilai lebih dari NAB namun tidak mendapatkan formasi yang selanjutnya disebut sebagai Guru sudah lulus PG (P1, P2, P3). Sebagian dari mereka sudah pasti banyak yang berharap-harap cemas menantikan pengumuman penempatan di akun SSCASN masing-masing. Sama halnya juga dengan Guru-Guru honorer yang belum lulus PG, kebanyakan dari mereka juga pasti tidak kalah cemasnya. Pada akhirnya seleksi PPPK Guru ini bisa jadi menyisakan polemik.

Belum tuntas polemik tentang tes seleksi PPKK, kini Guru – Guru honorer harus dikejutkan dengan berita kenaikan BBM (Bahan Bakar Minyak) pada hari sabtu 03 September 2022 pukul 14.30 WIB kemarin yang disampaikan langsung oleh Bapak Presiden Joko Widodo, dan beberapa menterinya.

Menurut informasi yang saya dapat, Harga BBM naik karena dilatarbelakangi oleh melonjaknya harga minyak mentah dunia sehingga membuat harga BBM snaik. Beberapa di antaranya seperti pertalite yang tadinya Rp 7.650,-  perliter kini naik menjadi Rp 10.000,- , harga solar yang tadinya Rp 5.150,-  perliter kini naik menjadi Rp 6.800,- , harga pertamax yang tadinya Rp 12.500,-  perliter kini naik menjadi Rp 14.500,- .

Harga BBM naik jelas akan membuat masyarakat termasuk para Guru Honorer menjadi semakin kalang kabut memikirkan bagaimana supaya asap dapur tetap bisa mengebul, supaya tetap survive di tengah-tengah gempuran harga barang-barang kebutuhan pokok yang ikut meroket. Sudah jelas apabila harga BBM naik maka biaya transportasi / pengiriman barang juga akan ikut naik dan mempengaruhi kenaikan harga barang-barang yang dikirim.

Saya percaya pemerintah telah berusaha melakukan berbagai upaya terbaik untuk menekan kenaikan BBM agar rakyat terlindungi dari krisis, dan Presiden juga telah mengumumkan bahwa penyesuian harga BBM sekarang ini adalah opsi terakhir, dan terbaik untuk semua.

Lantas yang menjadi pertanyaan saya adalah apakah dengan adanya kenaikan BBM akan juga mempengaruhi seleksi PPPK Guru 2022 dan penempatan bagi para Guru honorer yang sudah PG pada tes seleksi PPPK Guru 2021? Saat ini saya sendiri adalah seorang guru honorer (setidaknya untuk saat ini) dan saya mengerti keadaan seperti apa yang sedang di alami oleh sebagian besar para honorer di negeri ini karena saya juga turut mengalami apa yang sedang mereka alami.

Saya berharap agar bangsa Indonesia bisa pulih, dan dunia pendidikannya juga membaik setelah melewati masa-masa sulit Pandemi virus Corona beberapa tahun yang lalu.